Tribunlampung.co.id, Palembang – Ada satu hal yang dilakukan Peltu Lubis sebelum memegang perjudian Sabungan dan Koprok di negara -negara bagian dalam, JAUH BENAR, Lampungyaitu memanggil kepala polisi.
Menurut Peltu Lubis, ini harus dilakukan dengan Kopda Bazarsah, sebagai bentuk koordinasi.
Pernyataan Pelu Lubis disampaikan selama persidangan tentang kasus penembakan dari 3 anggota POLISI dengan Tergugat Kopral Two (Kopda) Bazarsah. Persidangan terhadap Kopral Two (Kopda) Bazarsah berlangsung di Pengadilan Militer Palembang I-04, Senin (6/16/2025).
Dikenal, tiga POLISI Meninggal dalam tugas saat melakukan penggerebekan di lokasi perjudian Sabungan Di desa Karang Manik, distrik Negara Batin, JAUH BENARSenin (19/17/2025) sore.
Tiga POLISI Mereka yang ditembak ditembak adalah kepala negara bagian dalam, IPTU Lusiyanto, anggota kantor polisi negara bagian dalam, Bripka Petrus Apriyanto, dan anggota unit investigasi kriminal polisi JAUH BENARBripda M Ghalib Surya Ganta.
Dalam kesaksiannya, Asisten Letnan Satu (Peltu) Yun Heri Lubis mengakui bahwa setiap kegiatan perjudian yang dikelola dengan Kopda Bazarsah akan berkoordinasi dengan kepala polisi negara bagian dalam dengan memberikan berita kepada kepala polisi sehari sebelum kegiatan.
Awalnya Ketua Hakim, Kolonel Chk Fredy Ferdian Isnartanto bertanya kepada saksi Lubis apakah dia selalu berkoordinasi dengan kepala polisi.
“Saya berkoordinasi dengan Kepala Polisi setiap kali saya ingin kegiatan kepada komandan, melalui telepon,” kata Peltu Lubis.
Peltu Lubis menunjukkan percakapannya dengan para korban Kepala Polisi Negara Bagian AKP AKP Lusiyanto melalui telepon.
“Karena aku sudah akrab jadi aku menelepon. 'Kepala polisi kakakku, kami izin untuk membuka'.
Setiap kali Anda membuka perjudian Sabungan Dan Koprok pada hari Senin dan Kamis, Peltu Lubis memberikan uang kepada Rp 1 juta kepala polisi sebagai tanda 'menghormati'.
“Uang apa itu?” Tanya hakim Ketua.
“Menghargai Kepala Polisi Komandan. Tarif Hormati Kepala Kepolisian biasanya memberikan Rp. 1 juta, tetapi yang terakhir sebelum serangan itu saya berjanji kepada Rp. 2 juta. 'Ransum saudara besok adalah Rp. 2 juta' kataku, karena aku ingin komandan Idul Fitri dibesar -besarkan,” katanya.
“Kepala polisi sebelumnya juga komandan,” lanjutnya.