Tujuh jenis pupuk kimia dan fungsinya untuk pertumbuhan tanaman



Jakarta (Antara) – Pupuk adalah salah satu kunci penting dalam mendukung pertumbuhan tanaman yang optimal. Selain pupuk organik, pupuk kimia juga banyak digunakan karena kandungan nutrisi yang terukur dan cepat diserap oleh tanaman.

Jenis pupuk kimia juga bervariasi, masing -masing mengandung nutrisi yang berbeda dan kegunaan khusus sesuai dengan kebutuhan tanaman. Agar tidak memilih yang salah, penting untuk terlebih dahulu memahami jenis pupuk kimia dan manfaatnya.

Advertisement

Berikut ini adalah tinjauan lengkap dari jenis pupuk kimia, yang dapat membantu Anda menentukan pupuk kimia yang tepat untuk tanaman Anda, yang telah dilaporkan dari berbagai sumber

Jenis Pupuk Kimia

1. Pupuk phonska NPK (nitrogen, fosfat, kalium)

Pupuk phonska NPK dikenal dengan kandungan lengkap nutrisi makro seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, serta elemen tambahan seperti sulfur, magnesium, dan natrium.

Kombinasi zat ini dapat mendukung pertumbuhan keseluruhan tanaman dari penguatan akar, mencegah pertumbuhan kerdil, untuk memaksimalkan penyerapan nutrisi dari tanah. Pupuk ini fleksibel untuk digunakan baik sebagai dasar dan gempa susulan.

2. Pupuk urea

Jenis pupuk ini banyak digunakan oleh petani karena mengandung nitrogen tinggi, yaitu sekitar 46%. Kandungan nitrogen ini penting dalam pembentukan klorofil untuk mempercepat proses fotosintesis.

Namun, urea juga dapat membuat tanah asam karena kandungan gas asam arangnya. Karena sensitif terhadap panas dan kelembaban, penyimpanan perlu dilakukan di tempat yang sejuk dan kering sehingga kualitasnya dipertahankan.

3. ZA Pupuk (zwavelzure amonium)

ZA adalah pupuk yang mengandung nitrogen sebesar 21% dan belerang sebesar 24%. Biasanya digunakan sebagai pupuk dasar karena reaksinya relatif lambat. Nutrisi yang ia dikandung dapat meningkatkan kualitas panen dan membantu tanaman yang lebih tahan terhadap serangan hama. Namun, karena sifatnya yang asam, pupuk ini tidak boleh digunakan di tanah muda yang cenderung bersifat asam.

4. SP-36 (super fosfat)

SP-36 adalah pupuk yang mengandung fosfor (P2O5) sebanyak 36%, yang diperoleh dari pencampuran asam sulfat dengan batu fosfat. Umumnya digunakan untuk tanaman hortikultura dan perkebunan, pupuk ini mampu merangsang pembentukan akar, mempercepat kematangan buah, dan meningkatkan kualitas biji. Karena reaksinya netral dan pembubarannya relatif lambat, SP-36 lebih cocok untuk digunakan sebagai pupuk dasar.

5. ZK Pupuk (Zwavelzure Kali)

Pupuk ZK mengandung kalium sulfat (K2SO4) dalam bentuk bubuk putih atau butiran kecil. Pupuk ini sangat baik untuk tanaman seperti wortel dan kentang yang sensitif terhadap klorida.

Kandungan kalium tinggi dalam pupuk membantu memperkuat tanaman. Meskipun higroskopis, ZK dapat disimpan untuk waktu yang cukup lama, bahkan di lingkungan dengan kelembaban tinggi.

6. Pupuk KCL (Kalium Klorida)

KCL adalah pupuk berbentuk kristal merah atau merah muda yang mengandung sekitar 60% kalium (K2O). Mudah larut dan dengan cepat diserap oleh tanaman, pupuk ini sering digunakan untuk meningkatkan daya tahan tanaman. Namun, karena mengandung klorida yang dapat beracun bagi tanaman tertentu seperti kentang dan wortel, penggunaannya perlu disesuaikan.

7. Dolomit (kapur karbonat)

Dolomit, atau kapur pertanian, kaya kalsium (CA) dan magnesium (Mg), dua elemen penting untuk kesuburan tanah. Alkali membantu menetralkan tanah yang terlalu asam dan meningkatkan pH.

Biasanya bentuk bubuk putih halus berwarna keabu -abuan atau kebiruan, dolomit dengan mudah menyerap air dan butiran yang lebih halus, semakin baik kualitas dalam memperbaiki tanah.

Baca juga: Mana yang lebih baik, pupuk organik atau pupuk kimia?

Baca juga: Kenali tujuh jenis pupuk kompos

Baca juga: Mengenali perbedaan antara pupuk organik dan kimia

Reporter: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah pasaribu
Hak Cipta © antara 2025



Sumber link

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Advertisement