Jakarta (Antara) – Banyak orang beranggapan bahwa segelas alkohol sebelum tidur dapat membantu tubuh lebih rileks sehingga tidur menjadi lebih sehat.
Namun, asumsi ini tidak sepenuhnya benar. Alih -alih meningkatkan kualitas tidur, konsumsi alkohol sebenarnya dapat memicu gangguan tidur, bahkan berisiko menyebabkan insomnia.
Efek alkohol dalam kualitas tidur
Alkohol memang memiliki efek obat penenang atau obat penenang yang dapat membuat seseorang mengantuk dengan cepat. Inilah sebabnya mengapa banyak orang merasa lebih mudah tidur setelah mengonsumsi minuman beralkohol. Namun, efek menenangkan ini hanya berlangsung pada awal fase tidur.
Penelitian menunjukkan bahwa setelah beberapa jam pertama, alkohol sebenarnya mengganggu pola tidur alami. Orang yang minum alkohol sebelum tidur cenderung bangun di tengah malam, sehingga waktu tidur menjadi terganggu. Selain itu, tidur tidak berkualitas karena gangguan fase tidur Gerakan mata yang cepat (Rem), yang merupakan fase tidur terdalam yang penting untuk pemulihan fisik dan mental.
Gangguan dalam fase tidur rem
Fase tidur rem biasanya terjadi sekitar 90 menit setelah seseorang tertidur. Dalam fase ini otak memproses informasi, mimpi terjadi, dan tubuh benar -benar terletak. Konsumsi alkohol terbukti mampu menekan fase tidur rem, menyebabkan berbagai dampak negatif. Beberapa orang bahkan mengalami mimpi buruk, mimpi terasa sangat nyata, untuk kondisi parasomnia seperti berjalan atau melakukan gerakan tertentu saat tidur.
Kepala peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Missour di Kolombia, Mahesh Thakkar, mengatakan bahwa alkohol dapat memengaruhi ritme sirkadian tubuh. Selain itu, alkohol juga meningkatkan kadar hormon adenosin yang mengatur kantuk. Peningkatan hormon ini membuat seseorang tertidur lebih cepat, tetapi efeknya hanya sementara.
Risiko Gangguan Pernafasan
Tidak hanya mengganggu kualitas tidur, alkohol juga mempengaruhi sistem pernapasan. Alkohol dapat membuat otot -otot tubuh melonggarkan, termasuk otot -otot di sekitar saluran pernapasan. Kondisi ini memiliki potensi untuk mempersempit jalur pernapasan, sehingga meningkatkan risiko apnea tidur atau berhenti bernafas saat tidur.
Perbedaan efek pada pria dan wanita
Menariknya, penelitian juga menemukan bahwa efek alkohol pada tidur berbeda pada pria dan wanita. Ini terjadi karena wanita memetabolisme alkohol lebih cepat. Akibatnya, wanita cenderung mencapai tahap kedua tidur lebih cepat, tetapi waktu yang baik bisa lebih pendek dari pria.
Dampak dari hari berikutnya
Gangguan tidur yang dialami oleh konsumsi alkohol biasanya menyebabkan pusing atau tidak segar saat bangun di pagi hari. Penelitian juga mengungkapkan bahwa alkohol dapat mengurangi kadar hormon melatonin dalam tubuh. Faktanya, hormon melatonin memainkan peran penting dalam mengatur jam biologis manusia. Jika tingkat hormon ini berkurang, tubuh akan mengalami kesulitan membedakan waktu dan malam hari, sehingga pola tidur semakin berantakan.
Minum alkohol sebelum tidur tidak membantu meningkatkan kualitas tidur. Meskipun dapat membuat seseorang tertidur lelap, alkohol sebenarnya mengurangi kualitas tidur di setengah malam berikutnya. Semakin banyak alkohol yang dikonsumsi, semakin besar risiko mengalami gangguan tidur seperti insomnia, mimpi buruk, gangguan pernapasan.
Bagi Anda yang sering mengandalkan alkohol untuk membantu tidur, Anda harus mulai mempertimbangkan kembali kebiasaan ini. Pola tidur yang sehat, lingkungan tidur yang nyaman, dan rutinitas tidur yang teratur tetap menjadi cara terbaik untuk mendapatkan tidur yang berkualitas.
Baca juga: Berapa lama efek alkohol dalam tubuh? Ini detailnya
Baca juga: Excise Deposit di Bali menembus RP432,90 miliar didorong oleh pariwisata
Baca juga: Ekspor air dan minuman tanpa alkohol Indonesia tembus 164,21 juta dolar
Reporter: Raihan Fadilah
Editor: Alviansyah pasaribu
Hak Cipta © antara 2025
Dilarang secara ketat untuk mengambil konten, melakukan merangkak atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari kantor berita Antara.