Benarkah memasak terlalu lama dapat menyebabkan polusi udara?



Jakarta (Antara) – Memasak adalah aktivitas rutin di hampir setiap rumah. Aktivitas ini tidak hanya menghasilkan makanan lezat, tetapi juga melibatkan proses memanaskan bahan makanan yang dapat menghasilkan asap, uap, dan partikel halus. Namun, tahukah Anda bahwa kebiasaan memasak terlalu lama dapat memicu polusi udara di dalam ruangan?

Jika dibiarkan tanpa ventilasi yang baik, paparan polusi dari kegiatan memasak dapat berdampak pada kesehatan semua anggota keluarga. Risiko gangguan pernapasan, iritasi mata, untuk memperburuk kondisi penderita asma dapat muncul karena penurunan kualitas udara di rumah. Berikut ini adalah penjelasan lengkap.

Polusi udara dari aktivitas memasak

Saat memasak terutama untuk peralatan yang lama seperti kompor gas atau minyak tanah menghasilkan asap dan partikel halus yang dapat mencemari udara di rumah. Jika dapur tidak memiliki ventilasi yang baik, polusi ini akan terperangkap dan dihirup oleh penduduk rumah.

Jenis polusi yang dihasilkan juga bervariasi. Mulai dari partikulat halus (PM₂.₅) yang dapat menembus paru -paru, nitrogen dioksida (NO) dari gas terbakar, ke karbon monoksida (CO) dan senyawa kimia beracun seperti formaldehida dan benzena. Semua zat ini, jika dihirup secara terus menerus, dapat meningkatkan risiko penyakit paru -paru, penyakit jantung, bahkan kanker.

Studi ilmiah dan fakta

Sebuah studi di Inggris menunjukkan bahwa penggunaan kompor gas saat memasak dapat menghasilkan polusi udara di rumah yang lebih tinggi daripada polusi jalan tersibuk di London. Bahkan setelah kompor dimatikan, partikel berbahaya tetap di udara selama berjam -jam.

Studi lain dari University of Birmingham mengatakan bahwa Air Fryer adalah metode memasak yang paling ramah untuk kualitas udara di ruangan itu. Emisinya sangat rendah, bahkan hampir setara dengan udara normal tanpa aktivitas memasak.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyoroti masalah ini secara global. Menurut data mereka, polusi dari kegiatan memasak di rumah, terutama dengan bahan bakar padat berkontribusi pada lebih dari 3 juta kematian dini setiap tahun, terutama di negara -negara berkembang.

Siapa yang paling rentan?

Polusi udara di rumah tidak hanya berbahaya bagi orang dewasa, tetapi juga sangat mempengaruhi bayi, balita, wanita hamil, dan orang tua. Sistem pernapasan mereka yang lebih sensitif membuat mereka lebih rentan terhadap dampak jangka panjang.

Cara sederhana untuk mengurangi risiko

Untungnya, ada beberapa cara mudah untuk mencegah dan mengurangi risiko polusi karena memasak:

1. Batasi durasi memasak, dan pilih metode yang efisien sehingga tidak banyak asap yang diproduksi.

2. Pastikan ventilasi dapur bagus, dengan membuka jendela atau menggunakan kipas angin yang mengarah ke luar ruangan.

3. Gunakan peralatan memasak modern, seperti penggorengan air atau kompor induksi, yang merupakan emisi yang lebih minim.

4. Hindari menggunakan penyegaran udara yang berlebihan, karena dapat menambahkan senyawa kimia di udara.

5. Pertimbangkan untuk memasang pemurni udara, terutama jika Anda sering memasak dengan menggoreng.

Memasak terlalu lama dapat memicu polusi udara di rumah, terutama jika peralatan memasak menghasilkan asap atau gas berbahaya. Polutan seperti karbon monoksida dan partikel halus dapat membahayakan kesehatan dalam jangka panjang, mulai dari masalah pernapasan hingga memburuknya penyakit kronis.

Karena itu, penting untuk memasak dengan bijak. Kurangi durasi memasak, pastikan ventilasi sudah cukup, dan gunakan peralatan memasak yang aman sehingga kualitas udara di rumah dipertahankan dan kesehatan keluarga lebih terlindungi.

Baca juga: Waspadalah terhadap polusi udara di rumah yang tersisa dari aktivitas memasak

Baca juga: Jangan dikuburkan dengan ceroboh, ini adalah bahaya yang menyenangkan

Baca juga: Jangan membakar sampah dengan ceroboh, dapat diancam dengan denda dan kejahatan

Reporter: M. Hilal Eka Saputra Harakap
Editor: Alviansyah pasaribu
Hak Cipta © antara 2025

Dilarang secara ketat untuk mengambil konten, melakukan merangkak atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari kantor berita Antara.



Sumber link

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *