JAKARTA (Antara) – Jalan TB Simatupang, salah satu arteri utama di Jakarta Selatan, kembali menjadi sorotan kemacetan lalu lintas parah yang sering terjadi selama jam -jam sibuk. Kondisi ini membuat banyak pengguna jalan mengeluh tentang lamanya waktu perjalanan saat melintasi daerah tersebut.
Badan Transportasi DKI Jakarta bersama -sama dengan berbagai pihak terkait mengatakan bahwa sejumlah proyek infrastruktur yang berjalan bersama adalah penyebab utama kepadatan lalu lintas yang tinggi. Kegiatan konstruksi ini dianggap mempersempit jalur jalan dan menambah antrian kendaraan, sehingga kemacetan sulit dihindari.
Jadi, apa penyebabnya? Lihat ulasan berikut.
Proyek infrastruktur yang berkontribusi kemacetan
1. Meningkatkan kapasitas pipa air minum oleh Perumda Pam Jaya, yang menutupi area dari persimpangan Pasar Minggu ke Ampera.
2. Konstruksi Pabrik Pengolahan Air Limbah (JSDP) oleh Pal Jaya Perumda, dari area Ampera ke pompa bensin shell fatmawati di Jalan Fatmawati Raya.
3. Penggalian Sistem Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) yang dilakukan oleh kantor Bina Marga di pompa bensin Shell Fatmawati ke Jalan Ra Kartini, Cilandak Barat.
4. Menyempit jalan karena off-ramp jalan Jorr Toll pada kilometer 21, di mana kendaraan keluar dari jalan tol segera mengikuti Jalan Fatmawati yang menuju ke selatan, terutama selama jam sibuk sore.
Mayoritas proyek hanya meninggalkan satu atau dua jalur kendaraan, sehingga memicu antrian panjang dan tekanan lalu lintas tinggi.
Proyek Pipa Air Limbah Jadi Kebanggaan Kemacetan Lalu Lintas
Proyek instalasi pipa air limbah oleh Perumda Pal Jaya yang ditugaskan ke Pt Rosa Lisca adalah penyebab utama kemacetan. Termasuk panjang sekitar 2,5 kilometer dari persimpangan Cilandak KKO ke persimpangan rumah sakit Fatmawati, pekerjaan ini dilakukan secara bertahap dan dibagi menjadi delapan bagian.
Saat ini penyempitan lalu lintas utama terjadi di Bagian 3 (Taman Cibis Selatan) dan Bagian 5 (North Raharja Wisma). Proyek ini diperkirakan sepenuhnya selesai antara November dan Desember 2025.
Respons terhadap pengguna jalan dan pemerintah
Kemacetan yang terjadi membuat kendaraan melambat menjadi hanya sekitar 5 km/jam, begitu banyak pengendara merasa waktu perjalanan mereka terbuang. Seorang siswa, Lutfi Zain (24) mengungkapkan bahwa kondisi kemacetan lalu lintas yang semakin buruk menyebabkan kebosanan dan kelelahan, terutama baginya yang harus melewati jalan setapak setiap kali ia berangkat atau kembali dari perguruan tinggi.
Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengatakan bahwa proyek ini dimasukkan dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dimiliki oleh pemerintah pusat yang meningkatkan tingkat kesulitan dalam menangani kemacetan. Dia juga memerintahkan Departemen Jalan Raya, Dishub, dan Satpol PP untuk mengecilkan tempat tidur proyek dan menyatakan bahwa mereka akan sesuai dengan partai pusat untuk membantu mengungkap kemacetan yang semakin parah.
Dengan demikian, kemacetan di Jalan TB Simatupang dipicu oleh proyek pipa air minum, pembangunan instalasi limbah, dan utilitas terintegrasi yang terjadi secara bersamaan. Kondisi ini diperburuk oleh keterbatasan jalur sehingga arus lalu lintas macet.
Pemerintah mengimplementasikan rekayasa lalu lintas dan memohon penggunaan transportasi umum sebagai langkah sementara. Namun, solusi permanen menunggu keterlibatan pemerintah pusat dan penyelesaian proyek pada akhir 2025.
Baca juga: Jakarta Selatan Sudinhub Monitor 21 Kemacetan Lalu Lintas di Jalan
Baca juga: Lalu Lintas Teknik Badan Transportasi DKI di Jalan Raya Bogor-TB SimatePang
Reporter: M. Hilal Eka Saputra Harakap
Editor: Alviansyah pasaribu
Hak Cipta © antara 2025
Dilarang secara ketat untuk mengambil konten, melakukan merangkak atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari kantor berita Antara.