JAKARTA (Antara) – Generasi Z di Indonesia sekarang lebih memanfaatkan layanan Paylater daripada kartu kredit. Salah satu alasan utama adalah kemudahan akses yang ditawarkan, ditambah dengan persyaratan yang relatif minim sehingga lebih mudah dijangkau oleh kaum muda.
Di sisi lain, fleksibilitas dalam manajemen keuangan dan kompatibilitasnya dengan gaya hidup yang cepat dan praktis membantu memperkuat tren ini. Paylater juga dianggap lebih relevan dengan kebutuhan generasi yang memprioritaskan efisiensi dan kenyamanan. Penjelasan berikut.
Tren dan data menggunakan
Survei dari berbagai sumber mencatat, penetrasi penggunaan paylats di antara generasi muda (Gen Z dan Millennial) mencapai 13,6 persen. Angka ini hampir dua kali lipat dibandingkan dengan kartu kredit yang hanya 7,6 persen.
Secara rinci, 16,5 persen milenium dicatat secara aktif menggunakan paylats, sedangkan di antara angka Z mencapai 9,7 persen. Data ini menunjukkan adopsi yang cukup tinggi, terutama di antara generasi yang melek teknologi.
Berbagai sumber juga mengungkapkan bahwa produk Paylater saat ini memiliki penetrasi yang lebih besar daripada kartu kredit. Fakta ini menunjukkan bahwa generasi muda lebih cenderung untuk layanan digital instan daripada instrumen keuangan konvensional.
Baca juga: Transaksi Kredivo Paylater tumbuh 10 persen selama Ramadhan 1446 jam
Alasan utama di balik popularitas paylater di gen z
1. Proses pengiriman cepat dan praktis
Paylater menawarkan kemudahan pendaftaran tanpa prosedur yang rumit. Gen Z hanya perlu menyiapkan KTP, sementara kartu kredit membutuhkan data pekerjaan, alamat, untuk kontak darurat.
2. AIDS untuk mengelola keuangan
Survei KIC dengan OVO Financial (2024) menunjukkan 59 persen responden menggunakan paylats untuk mengatur alokasi pengeluaran bulanan. Sebanyak 41,1 persen menggunakannya ketika kondisi keuangan tidak stabil, 40 persen karena cashback atau promo, dan 36,1 persen untuk kebutuhan mendesak.
3. selaras dengan gaya hidup
Gen Z cenderung menggunakan paylats untuk membeli produk dan aksesori mode, pulsa, untuk gadget. Survei Zigi & Kic (2021) mengatakan 61 persen gen Z menggunakan paylater untuk fashion, sementara 56,6 persen untuk pulsa. Kebutuhan ini sering muncul sebelum hari gajian atau dipicu oleh tren gaya hidup digital.
Baca juga: OJK memanggil utang melalui perbankan “paylater” dari Rp22.99 triliun
4. Fleksibilitas dan promosi yang menarik
Laporan Gen Z mencatat bahwa 39,1 persen responden menggunakan paylats karena kekurangan anggaran, 30,4 persen karena fleksibilitas manajemen, dan 26,1 persen karena diskon dan promosi.
Pertimbangan Keuangan
Meskipun lebih praktis, Paylater menggunakan bunga yang lebih tinggi. Tarif dapat mencapai 0,3 persen per hari atau sekitar 9 persen per bulan, jauh di atas bunga kartu kredit yang rata -rata 1,75 persen per bulan. Kondisi ini membuat para ahli keuangan mengingatkan generasi muda untuk berhati -hati agar terjebak dalam beban angsuran yang bengkak.
Dengan demikian, Paylater adalah pilihan populer untuk Gen Z berkat akses mudah, kurangnya persyaratan, dan daya tariknya dalam mendukung gaya hidup modern. Namun, bunga tinggi tetap menjadi risiko yang perlu diawasi. Bijaksana yang digunakan adalah kuncinya sehingga paylats dapat menjadi solusi keuangan, bukan hanya masalah baru di masa depan.
Baca juga: Anak akan meniru cara ibu mengelola secara finansial
Reporter: M. Hilal Eka Saputra Harakap
Editor: Suryanto
Hak Cipta © antara 2025
Dilarang secara ketat untuk mengambil konten, melakukan merangkak atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari kantor berita Antara.