Tribunlampung.co.id, Oki – mengungkapkan asal api alias senpi Majelis yang digunakan oleh Mahrani alias Rani (34) menembak temannya sendiri bernama Karya (40), sampai mati di tengah jalan.
Rani menembak pekerjaannya ketika dia mengendarai dengan istrinya mengendarai sepeda motor di jalanan desa Sungai Jerju, Ogan Komering Ilir Regency (Oki), Sumatra Selatan, Senin (6/10/2025 pagi.
Tembakan Rani benar tentang dada Karya, yang membuat korban mati di tempat.
Majelis Senpi adalah senjata api yang dibuat tidak resmi atau tanpa izin, biasanya dirakit secara manual menggunakan bahan yang mudah diperoleh, baik dari senjata asli dan bagian logam yang dimodifikasi.
Dalam hukum Indonesia, senjata api buatan sendiri termasuk senjata ilegal. Kepemilikan, manufaktur, atau penggunaan senpi Majelis diatur dan dilarang dalam undang -undang darurat nomor 12 tahun 1951, dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup atau hukuman mati dalam kasus -kasus tertentu, tergantung pada konteks penggunaannya.
Dikutip Tribunlampung.co.id dari Tribunsumsel.comRani mengungkapkan asal dari senjata api buatan sendiri yang digunakan untuk menembak karya sampai mati.
“Dapatkan dari mencuri,” kata Rani.
Di sisi lain, motif Mahrani melakukan tindakan sembrono untuk menembak temannya sendiri karena dia merasa dendam dan terluka karena ditolak dengan meminjam uang hanya dengan Rp100 ribu.
Dengan wajahnya yang lesu mengenakan tahanan oranye, Mahrani menceritakan kronologi memicu kemarahannya sampai gelap mata. Semuanya dimulai sekitar enam hari sebelum insiden yang tidak menguntungkan.
“Ya, aku terluka,” jawab Mahrani.
Mahrani mengakui, pada waktu itu datang ke korban dengan maksud meminjam Rp 100.000 untuk membeli kebutuhan dasar.
“Rencananya adalah meminjam Rp 100.000 untuk membeli beras,” jawab tersangka.
Nahas, tidak hanya pinjaman itu ditolak, tersangka harus menanggung rasa malu karena diejek oleh korban di depan banyak orang dan teman -temannya.
Perasaan sakit dan balas dendam dimakamkan selama 6 hari.
Selain itu, puncak kemarahan terjadi pada Senin pagi ketika dia kembali ke korban di jalan.