Perayaan Diwali disebut Festival Cahaya?

Jakarta (ANTARA) – Diwali merupakan Festival Cahaya yang menandai dimulainya tahun baru dalam penanggalan Hindu. Diwali adalah kemenangan kebaikan atas kejahatan yang dirayakan selama lima hari oleh jutaan umat Hindu, Sikh, dan Jain di seluruh dunia.

Masing-masing agama ini menandai peristiwa dan cerita sejarah yang berbeda. Umat ​​​​Hindu merayakan Diwali saat kembalinya Dewa Rama dan Sita ke Ayodhya setelah 14 tahun pengasingan, serta perayaan Dewi Durga menghancurkan iblis bernama Mahisha.

Sementara itu, umat Sikh merayakan Diwali sebagai perayaan pembebasan guru keenam Hargobind Singh dari penjara pada tahun 1619. Sedangkan Jain merayakan momen ketika Lord Mahavira mencapai keadaan yang disebut Moksha (nirwana atau kebahagiaan abadi).

Kata Diwali sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yaitu Deepavaliyang artinya deretan diyas (lampu minyak kecil) yang menyala. Cahaya dari lampu yang diletakkan di sekitar rumah dan tempat ibadah melambangkan pencerahan pada manusia, atau bisa juga diartikan sebagai cahaya yang mengalahkan kegelapan dan kebaikan mengalahkan kejahatan.

Kapan Diwali dan bagaimana cara merayakannya?

Diwali biasanya jatuh antara pertengahan Oktober dan pertengahan November. Diwali tahun ini jatuh antara Senin 20 Oktober hingga Selasa 21 Oktober.

Meski merupakan hari raya keagamaan, namun Diwali tidak termasuk dalam hari libur nasional di Indonesia yang ditetapkan pemerintah, sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025.

Orang biasanya merayakan Diwali dengan mendekorasi rumah, toko, dan tempat umum dengan desain rangoli warna-warni, menyalakan diya, atau memajang lampu.

Sebagai acara keagamaan, masyarakat merayakan Diwali dengan berkumpul di kuil, rumah, atau pusat komunitas setempat untuk menghabiskan waktu bersama orang-orang tercinta dengan berdoa, bermeditasi, menetapkan tujuan positif, dan mensyukuri kehidupan.

Mereka juga merayakannya dengan berpesta, berkumpul dan makan malam, menyalakan kembang api, serta bertukar hadiah dan makanan. Mereka juga kerap membeli barang-barang emas atau perak yang dipercaya membawa keberuntungan dan rejeki.

Adapun urutannya; Pada hari pertama, masyarakat yang merayakan Diwali biasanya membersihkan rumah dan lingkungan sekitarnya secara menyeluruh untuk mempersiapkan kedatangan sang dewi.

Keesokan harinya, mereka kemudian mendekorasi rumah dan sekitarnya dengan menggunakan diyas, lilin, atau lampu lainnya, serta desain rangoli warna-warni.

Perayaan utama berlangsung pada malam hari ketiga, yang menandai akhir tahun kalender Hindu. Para penyembah yang merayakan Diwali mengenakan pakaian terbaik mereka, memberikan persembahan kepada Dewi Lakshmi, menyalakan kembang api, dan menikmati makanan lezat.

Selama dua hari berikutnya, perayaan Diwali dilanjutkan dengan berkumpulnya masyarakat dan mengunjungi keluarga atau kerabat untuk merayakan tahun baru, lapor USA Today.

Di Indonesia, Diwali juga dirayakan di daerah yang penduduknya menganut agama Hindu, seperti di kawasan Kampung Madras atau Little India, Medan, Sumatera Utara.

Baca juga: Album Asia: Perayaan Festival Diwali di Sri Lanka dan India

Baca juga: Ketua MPR serukan dibangunnya solidaritas saat perayaan Hindu Diwali

Baca juga: Intip antusiasme dan kegembiraan umat Hindu India merayakan Diwali

Wartawan: Melusa Susthira Khalida
Redaktur: Alviansyah Pasaribu
Hak Cipta © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, crawling, atau pengindeksan otomatis AI pada situs ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.



Source link

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *