Mengenal upaya membangun kesiapsiagaan kebakaran



Jakarta (ANTARA) – Saat ini sebagian besar perkantoran, pusat perbelanjaan, hunian, dan fasilitas pelayanan publik beroperasi di gedung bertingkat. Setiap harinya, ratusan hingga ribuan orang beraktivitas di gedung yang sama sehingga menciptakan lingkungan yang padat dan dinamis.

Dengan mobilitas yang tinggi tersebut, penting bagi setiap penghuni gedung untuk mengetahui dan memahami aspek dasar kesiapsiagaan agar mampu menghadapi kondisi darurat yang mungkin terjadi.

Salah satu bencana yang sering menimpa gedung bertingkat adalah kebakaran. Dalam situasi seperti ini, keselamatan diri Anda dan lingkungan sekitar sangat ditentukan oleh kecepatan dan ketepatan respon Anda.

Tak jarang, korban jiwa bukan semata-mata disebabkan oleh kobaran api, melainkan karena kepanikan dan ketidaktahuan akan prosedur penyelamatan.

Baca juga: Polisi memiliki bukti untuk mengidentifikasi tersangka sebagai Direktur Terra Drone

Berikut kesiapsiagaan kebakaran bangunan yang perlu diperhatikan.

1. Memahami peta jalur evakuasi

Salah satu faktor penyebab banyaknya korban jiwa dalam peristiwa kebakaran adalah tidak mengetahui arah mana yang harus dituju untuk menyelamatkan diri.

Oleh karena itu, penting bagi penghuni gedung untuk mengetahui dan memahami jalur evakuasi sejak awal.

Jalur evakuasi merupakan jalur yang menghubungkan area dalam suatu bangunan dengan lokasi yang aman ketika terjadi keadaan darurat seperti kebakaran. Umumnya lokasi aman adalah ruang terbuka yang berada di luar jangkauan bangunan, seperti lapangan atau tempat parkir.

Ada beberapa cara untuk menemukan jalur evakuasi.

Pertama, amati rambu hijau dengan simbol putih bertuliskan “Jalur Evakuasi”, “Keluar”, atau “Keluar”. Rambu-rambu ini umumnya dipasang pada koridor, dinding, pintu, dan area tangga darurat, serta berfungsi untuk mengarahkan kita menuju pintu keluar darurat terdekat atau area aman.

Kedua, mencari peta jalur evakuasi yang berisi informasi mengenai arah menuju titik kumpul terdekat. Peta-peta ini biasanya ditempel di dinding elevator dan lorong, atau area lain yang mudah terlihat sehingga penghuni dapat segera memahami jalur keluar sebelum terjadi keadaan darurat.

Sebagai tambahan informasi, hindari penggunaan lift sebagai jalur evakuasi ketika terjadi keadaan darurat, karena berisiko listrik padam dan lift berhenti sehingga menyebabkan pengguna terjebak di dalam.

Baca juga: Kipas angin lupa mematikannya sehingga menyebabkan kebakaran di Kalideres

2. Mengetahui cara menggunakan APAR

Alat Pemadam Api Ringan (APAR) adalah alat yang digunakan untuk memadamkan api kecil atau kebakaran pada tahap awal yang dapat dioperasikan oleh satu orang sambil berdiri.

Alat ini sangat penting sebagai upaya tanggap dini sebelum api membesar sehingga pemahaman cara menggunakannya merupakan keterampilan dasar yang harus dimiliki setiap penghuni gedung.

3. Simulasi keadaan darurat

Gedung tersebut harus mengadakan simulasi rutin kepada seluruh warga.

Melalui simulasi, warga dapat mempraktikkan langsung langkah-langkah evakuasi, mengenali prosedur yang benar, dan belajar merespons keadaan darurat dengan tepat. Kegiatan-kegiatan ini membantu memastikan setiap warga siap bertindak ketika situasi darurat nyata terjadi.

4. Hafalkan nomor darurat

Meski sederhana, menghafal nomor darurat bisa menjadi penentu keselamatan saat terjadi kebakaran. Semakin cepat Anda menghubungi nomor darurat, semakin cepat pula laporan diterima dan petugas bisa bergerak ke lokasi.

Di Indonesia, 112 merupakan nomor darurat yang dapat menghubungkan kita dengan berbagai layanan darurat (polisi, pemadam kebakaran, dan ambulans).

Selain 112, ada juga beberapa nomor darurat yang bisa kita hubungi, antara lain:

  • 110 (polisi)
  • 113 (petugas pemadam kebakaran)
  • 115 (Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (Basarnas))

Harap diingat, dalam keadaan darurat, menjaga ketenangan sangatlah penting. Panik seringkali membuat kita salah mengambil langkah atau mengambil keputusan tanpa berpikir matang sehingga meningkatkan risiko.

Dengan tetap tenang, kita bisa fokus mengikuti prosedur dengan benar dan meningkatkan peluang keselamatan bagi diri kita sendiri dan orang lain.

Baca juga: Pusat Forensik (Puslabfor) Polri kembali olah TKP di lokasi kebakaran ruko di Jakarta Pusat.

Reporter: Nadine Laysa Amalia
Redaktur: Suryanto
Hak Cipta © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, crawling, atau pengindeksan otomatis AI pada situs ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.



Sumber link

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *