Tribunlampung.co.id, Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat jumlah korban jiwa dalam bencana tersebut banjir dan tanah tanah longsor di Sumatera sudah melebihi 1.000 orang.
Bahkan jumlahnya masih bisa bertambah mengingat masih ada ratusan orang yang belum ditemukan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, jumlah korban meninggal mencapai 1.006 orang di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera UtaraDan Sumatera BaratSabtu (13/12/2025).
“Dari data kami, secara umum meninggal 996 orang, hari ini rekapitulasi tiga provinsi menunjukkan angka 1.006 orang,” kata Abdul Muhari dalam konferensi pers.
Abdul mengatakan, perubahan data terjadi setelah proses verifikasi lanjutan.
Di dalam Acehjumlah kematian meningkat dari 411 menjadi 415 orang.
Saat masuk Sumatera Utara meningkat dari 343 menjadi 349 orang.
Lalu, masuk Sumatera Barat meningkat dari 241 menjadi 242 orang.
Ditegaskannya, dinamika data korban terjadi akibat pencocokan berdasarkan data kependudukan dan catatan sipil serta identifikasi ulang yang dilakukan tim di lapangan.
“Beberapa nama yang sebelumnya tercatat sebagai korban bencana ternyata merupakan jenazah tua yang terkubur di area pemakaman terdampak banjir Dan tanah longsorjadi dikeluarkan dari daftar korban,” kata Abdul.
Jadi, kalau yang meninggal total di tiga provinsi, dari kemarin 995 orang per hari, saat ini menjadi 1.006 orang, imbuhnya.
Tidak hanya memakan korban jiwa, hal ini juga merupakan bencana banjir bandang dan tanah longsor hal ini juga menyebabkan kerusakan besar pada infrastruktur dan fasilitas umum.
BNPB mencatat, sedikitnya 1.200 fasilitas umum mengalami kerusakan dengan tingkat kerusakan bervariasi, mulai ringan hingga berat.
Rincian kerusakan meliputi 581 fasilitas pendidikan, 434 tempat ibadah, 219 fasilitas kesehatan, 290 kantor pemerintahan, dan 145 jembatan rusak.
Rusaknya jembatan dan jalan menyebabkan sejumlah wilayah menjadi terisolasi dan menyulitkan proses evakuasi dan distribusi bantuan.