Jakarta (ANTARA) – Menteri Keuangan RI Purbaya Sadhewa kembali berdiskusi berkat pernyataannya tidak akan menghabiskan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk biaya pembangunan. kantor keluarga di Bali.
“Saya tidak akan mengalihkan anggaran ke sana,” ujarnya di kantor Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Jakarta, Senin (13/10).
Purbaya lebih fokus menyalurkan dana APBN secara tepat dan tidak ada kebocoran anggaran.
Kantor keluarga merupakan usulan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan saat masih menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
Lebih tepatnya, Luhut menyampaikan wacana kantor keluarga yaitu pertengahan Mei 2024, kepada delegasi World Water Forum (WWF) ke-10 di Nusa Dua, Bali. Tapi sebenarnya apa itu? kantor keluarga?
Baca juga: OJK usulkan “kantor keluarga” di IKN Pusat Keuangan Nusantara
Definisi kantor keluarga
Kantor keluarga adalah lembaga atau perusahaan bisnis yang akan mengelola keuangan konglomerat atau keluarga terkaya.
Pembentukan kantor keluarga di Indonesia dimulai pada tahun 2024 dan dilaksanakan sejak Februari 2025, yang tujuan singkatnya adalah untuk menarik investasi lebih besar di Indonesia.
Perlu diketahui, konglomerat yang dimaksud adalah mereka yang memiliki kekayaan minimal USD 10 juta atau setara Rp 166,05 miliar, baik konglomerat lokal maupun asing.
Cara kerja kantor keluarga yaitu mengelola dana konglomerat dalam jangka panjang dengan menyediakan berbagai layanan, seperti pengelolaan investasi, perencanaan pajak, dan pengelolaan kekayaan.
Selanjutnya, pemilik dana akan mendapat insentif pajak dengan syarat berinvestasi pada proyek yang sedang berjalan di Indonesia.
Kantor keluarga berbeda dengan lembaga keuangan konvensional, karena tidak hanya mengelola kekayaan konglomerat tetapi juga mengelola strategi investasi jangka panjang. Tujuannya untuk menjaga kekayaan konglomerat secara turun temurun.
Baca juga: Luhut akan melamar 'kantor keluarga' Prabowo pada Februari 2025
Belum ada aturan pasti mengenai layanan yang akan diberikan oleh kantor keluarga. Karena selain pengelolaan investasi, perencanaan pajak, dan pengelolaan kekayaan, kantor keluarga juga dapat memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan konglomerat itu sendiri.
Hal ini dapat berupa perencanaan anggaran, perencanaan perjalanan, pengelolaan staf rumah tangga, pengelolaan penggajian, layanan hukum dan akuntansi, pengaturan asuransi, pengelolaan transfer kekayaan keluarga, dan lain-lain.
Kantor keluarga terkait dengan pengelolaan investasi, pengelolaan kekayaan dan warisan, pengelolaan filantropi, pelayanan perpajakan, pelayanan administrasi, dan pelayanan hukum.
Sehingga, kantor keluarga akan membutuhkan banyak tenaga ahli di berbagai bidang untuk menjalankan tugasnya dalam mengelola kekayaan konglomerat tersebut.
Kantor keluarga terdiri dari dua bentuk, yaitu:
- Single-Family Offices (SFOs), yang hanya mengelola kekayaan atau aset satu keluarga konglomerat
- Multi-Family Offices (MFOs), yang mengelola kekayaan atau aset lebih dari 1 keluarga.
Baca juga: Purbaya tak berniat mengucurkan APBN untuk kantor keluarga
Tujuan pembentukan kantor keluarga di Indonesia
Tujuan pembentukannya kantor keluarga di Indonesia adalah sebagai berikut.
- Menarik investor untuk berinvestasi di Indonesia, dimana kantor keluarga Hal ini diproyeksikan menghasilkan hingga USD 500 miliar dalam beberapa tahun ke depan.
- Membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat Indonesia.
- Menciptakan stabilitas pasar keuangan melalui manajemen risiko yang baik.
Manfaat kantor keluarga di Indonesia
Beserta tujuan pembentukannya kantor keluarga di Indonesia manfaatnya antara lain peningkatan perputaran modal di Indonesia, serta peningkatan produk domestik bruto.
Kemudian dapat menciptakan lapangan kerja dari investasi dan konsumsi lokal, serta mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan stabilitas keuangan di Indonesia.
Kantor keluarga Hal ini juga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan industri jasa keuangan di Indonesia.
Selain itu, jika kantor keluarga Jika berhasil diterapkan di Indonesia, maka reputasi Indonesia sebagai negara tujuan investasi dapat meningkat di mata investor global.
Melalui kantor keluargaLuhut memperkirakan Indonesia bisa mendapat tambahan penerimaan negara sebesar USD 100 juta – USD 200 juta.
Meski demikian, tetap ada risiko yang mungkin terjadi. Risiko kantor keluarga sedang terjadi pencucian uangtindakan penyalahgunaan pencucian uang.
Tingkat kerahasiaan yang tinggi dan aktivitas yang melibatkan berbagai yurisdiksi seringkali digunakan untuk menyamarkan sumber dana ilegal.
Pola kepemilikan yang rumit juga berpotensi digunakan untuk menutupi identitas sebenarnya dari pemiliknya. Oleh karena itu, diperlukan kehati-hatian dan pertimbangan matang sebelum dibentuk kantor keluarga.
Baca juga: DEN berencana mengembangkan KEK Financial Center-Family Office di Bali
Negara-negara yang sudah memilikinya kantor keluarga
Kantor keluarga Sudah berjalan di berbagai negara, seperti Singapura yang memiliki 1.500 perusahaan dan Hong Kong dengan 1.400 perusahaan.
Selain itu, juga dimiliki di Amerika Serikat, Amerika Utara, Swiss, Inggris, Abu Dhabi, Eropa, China, Dubai, dan Australia.
Sejumlah kantor keluarga di dunia juga dikenal memiliki aset yang bernilai besar. Ini termasuk Walton Enterprises LLC di Amerika Utara, Cascade Investment, Bezos Expeditions di Amerika Serikat, Pontegadea Inversiones di Spanyol, dan Waycrosse Inc di Kanada.
Baca juga: Kementerian Keuangan masih mengkaji insentif untuk kantor keluarga
Baca juga: Tim kantor keluarga DEN dan Kementerian Koordinator Perekonomian akan bekerja mulai besok
Wartawan : Putri Atika Chairulia
Redaktur: Suryanto
Hak Cipta © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, crawling, atau pengindeksan otomatis AI pada situs ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.