Jakarta (ANTARA) – Menjelang Tahun Baru 2026, banyak orang yang mulai melakukan refleksi dan membuat rencana keuangan untuk periode berikutnya. Target keuangan seringkali menjadi acuan utama, namun tanpa perhitungan yang realistis, rencana tersebut sulit direalisasikan.
Menyesuaikan target dengan kondisi pendapatan, kebutuhan dan prioritas hidup menjadi kunci pengelolaan keuangan yang lebih fokus. Oleh karena itu, memahami cara menetapkan target keuangan yang realistis menjelang tahun baru menjadi penting agar langkah keuangan di tahun 2026 lebih stabil dan berkelanjutan.
Berikut pembahasan cara menetapkan target keuangan Tahun Baru 2026 yang dirangkum dari berbagai sumber.
Bagaimana menetapkan target keuangan untuk tahun 2026
1. Mulai menyusun target keuangan tahun 2026
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah meninjau secara menyeluruh kondisi keuangan saat ini. Perhatikan jumlah pendapatan, pengeluaran rutin, kewajiban angsuran, dan dana yang masih bisa dialokasikan untuk tabungan.
Selanjutnya, tetapkan skala prioritas. Tidak semua tujuan harus dicapai secara bersamaan. Fokuskan energi dan dana pada target yang paling penting dan berdampak nyata bagi kehidupan di masa depan.
2. Menetapkan target keuangan tahun 2026 yang wajar
Kesalahan yang sering terjadi dalam perencanaan keuangan adalah menetapkan target terlalu tinggi tanpa perhitungan yang matang. Target keuangan yang ideal harus tetap menantang, namun tetap dalam batas kemampuan seseorang.
Misalnya, jika dana darurat belum tersedia, menjadikannya sebagai tujuan utama lebih realistis dibandingkan segera melakukan investasi besar. Bersikap realistis bukan berarti menurunkan ekspektasi, namun memahami kondisi dan kemampuan diri sendiri.
Agar lebih mudah dalam pelaksanaannya, target besar dapat dipecah menjadi target yang lebih kecil, baik bulanan maupun tahunan. Metode ini membantu menjaga motivasi dan memudahkan pemantauan kemajuan.
3. Menyusun strategi penghematan untuk target tahun 2026
Menabung tidak harus menunggu sisa uang di akhir bulan. Padahal, alokasi tabungan idealnya dilakukan segera setelah menerima pendapatan. Salah satu strategi yang bisa diterapkan adalah dengan memprioritaskan tabungan sejak awal. Dengan begitu, dana target keuangan 2026 tidak mudah tergerus oleh pengeluaran-pengeluaran yang tidak direncanakan.
Selain itu, memisahkan rekening tabungan dengan rekening operasional sehari-hari dapat membantu menjaga kedisiplinan dan mencegah penggunaan dana yang telah dialokasikan untuk keperluan tertentu.
4. Kendalikan gaya hidup agar target tetap terjaga
Banyak target keuangan yang gagal tercapai bukan karena kurangnya pendapatan, namun karena gaya hidup yang tidak terkendali. Meningkatnya pendapatan tanpa pengelolaan pengeluaran yang baik justru membuat kondisi keuangan tidak maju.
Untuk mencapai target keuangan tahun 2026, diperlukan kesadaran dalam setiap keputusan pembelanjaan. Bukan berarti Anda harus memberikan tekanan berlebihan pada diri sendiri, melainkan lebih bijak dalam menentukan prioritas.
Coba mulai dengan membedakan kebutuhan dan keinginan. Kebiasaan sederhana seperti mencatat pengeluaran sehari-hari dapat membantu mengenali pola konsumsi dan menemukan barang yang dapat dihemat.
5. Pilih instrumen keuangan yang sesuai
Setiap tujuan keuangan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak semua dana cocok ditempatkan pada instrumen yang sama. Dana darurat, misalnya, sebaiknya disimpan di tempat yang mudah dijangkau dan relatif aman. Sedangkan target jangka menengah dapat dipertimbangkan untuk ditempatkan pada instrumen yang memiliki potensi imbal hasil yang lebih optimal.
Pemilihan instrumen yang tepat membantu pencapaian target keuangan tahun 2026 dengan lebih efisien tanpa mengambil risiko yang berlebihan. Kuncinya adalah mencocokkan pilihan instrumen dengan tujuan dan jangka waktu Anda. Dengan strategi yang tepat, dana yang dihemat tidak hanya aman, tapi juga berpotensi berkembang.
6. Konsistensi lebih berharga daripada jumlah yang banyak
Banyak orang yang ragu untuk memulainya karena merasa jumlah tabungan yang bisa disisihkan terlalu kecil. Faktanya, konsistensi memiliki peran yang jauh lebih besar dibandingkan jumlah besar yang tidak berkelanjutan.
Menabung secara rutin, meski dalam jumlah terbatas, dapat memberikan hasil yang signifikan dalam jangka panjang. Kebiasaan ini juga membentuk disiplin keuangan yang sangat penting.
7. Rencanakan langkah-langkah penghematan secara bertahap
Menabung dalam jumlah kecil bisa berdampak besar jika dilakukan secara konsisten. Misalnya saja dengan mengurangi langganan yang jarang digunakan, membatasi kebiasaan makan di luar, atau memaksimalkan penggunaan transportasi yang lebih efisien. Menetapkan periode tertentu tanpa belanja juga dapat membantu membentuk kebiasaan keuangan yang lebih terkendali.
8. Memperkuat cadangan dana darurat
Ketidakpastian bisa datang kapan saja, sehingga dana darurat menjadi landasan penting dalam perencanaan keuangan. Idealnya, dana tersebut menutupi kebutuhan hidup tiga hingga enam bulan. Jika jumlahnya belum mencapai target, tidak masalah untuk menambahnya secara bertahap setiap bulannya agar beban tidak terasa berat.
Baca juga: Prospek target perpajakan yang ambisius dalam RAPBN 2026
Baca juga: Sri Mulyani menghitung peluang target defisit APBN nol persen pada 2027-2028
Baca juga: Sri Mulyani menjamin tidak ada pajak baru untuk meningkatkan target RAPBN 2026
Reporter: Sean Anggiatheda Sitorus
Redaktur: Alviansyah Pasaribu
Hak Cipta © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, crawling, atau pengindeksan otomatis AI pada situs ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.