Tribunlampung.co.id, Bandar lampung – Duka mendalam orang tua masih membekas saat mereka pergi murid Unila Pratama Wijaya Kusuma.
Bayi pasangan Abqori dan Wirna Wani meninggal usai mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Mahasiswa Ekonomi Pecinta Alam (Mahepel) FEB University lampung (Unila).
Hingga saat ini, Wirna masih belum menyangka putra sulungnya telah tiada.
Di matanya, Pratama adalah anak kebanggaan keluarga yang menjadi teladan bagi adik-adiknya.
“Anakku tidak suka berpetualang, dia pintar. Saat masuk kuliah dia diterima di dua kampus, Unila dengan Malahayati. Namun pada akhirnya dia memilih untuk melakukannya Unila karena negara,” kata Wirna kepada Tribun lampungKamis (9/10/2025).
Hingga kini air mata Wirna tak kunjung kering sempurna sejak kepergian putra sulungnya untuk selama-lamanya.
Ia mengenang Pratama sebagai seorang anak yang jauh dari perilaku tercela bahkan pembuat onar.
“Kalau anak saya pulang sekolah langsung pulang. Kalau waktu salat dia ke masjid. Jarang keluar (rumah) main,” kata Wirna dengan mata berkaca-kaca.
Tak hanya disiplin dan taat beribadah, Pratama juga dikenal sebagai sosok yang sangat menyayangi keluarganya.
“Anak Pritama sangat menyayangi keluarganya, orang tuanya, dan adik-adiknya, dia juga menyayanginya,” imbuhnya.
Wirna mengaku ragu mengizinkan Pratama mengikuti Diksar Mahepel FEB Unila pada pertengahan November 2024.
Namun niat tulus sang anak dan kemauan kuat meluluhkan hati Wirna.
“Awalnya saya tidak mengizinkan, tapi karena anak saya menginginkannya dan katanya bisa menunjang nilainya, akhirnya saya izinkan,” jelas Wirna.
“Katanya berangkat bareng, camping. Saya kira kayak kemah tenda, makan bareng, api unggun gitu. Jadi saya izinkan,” imbuhnya.
Meski diliputi rasa khawatir, Wirna akhirnya menyiapkan bekal untuk anaknya yang akan melakukan perjalanan jauh selama empat hari.