Daftar negara dengan rasio utang terendah di dunia

Jakarta (Antara) – Dalam mengelola keuangan negara, utang seringkali merupakan instrumen penting bagi pemerintah untuk menutupi defisit anggaran, pembangunan infrastruktur keuangan, untuk mengatasi krisis ekonomi.

Namun, ada sejumlah negara di dunia yang telah berhasil mempertahankan posisi fiskal yang sangat kuat dengan tidak memiliki hutang sama sekali atau mencatat rasio utang yang sangat rendah terhadap produk domestik bruto (PDB).

Berikut adalah delapan negara yang diketahui tidak memiliki utang publik atau memiliki rasio utang PDB terendah di dunia pada tahun 2024:

1. Brunei Darussalam

Negara ini di Asia Tenggara terdaftar sebagai salah satu negara dengan rasio utang terendah di dunia. Pada tahun 2024, rasio utang Brunei terhadap PDB hanya mencapai 2,3 persen. Bahkan pada periode 1985 hingga 2022, rasio utang adalah 0,94 persen, dan pada tahun 1986 mencatat 0 persen.

Kekayaan alam dalam bentuk gas alam dan minyak bumi adalah sumber utama pendapatan negara, sehingga Brunei tidak perlu bergantung pada pinjaman asing. Pendapatan per kapita Brunei relatif tinggi, mencapai sekitar 65.670 dolar AS atau setara dengan lebih dari RP1 miliar.

2. Macau

Area administrasi khusus ini di Tiongkok ini telah lama diketahui bebas dari hutang, bahkan dalam 15 tahun terakhir ini belum dicatat memiliki pinjaman ke Dana Moneter Internasional (IMF). Pada tahun 2022, pendapatan per kapita Makau mencapai 32.418 dolar AS.

Ekonomi Makau berdasarkan sektor pariwisata dan perjudian menyumbang kontribusi besar pada keadaan pendapatan negara, sehingga dapat menghindari ketergantungan pada utang publik.

Baca juga: Ekonom: Kepercayaan Investor Asing Tinggi dalam Ekonomi Indonesia

3. Kuwait

Sebagai negara kaya minyak di wilayah Teluk Persia, Kuwait berhasil mempertahankan rasio utangnya pada tingkat rendah, yang hanya 7,1 persen untuk PDB pada tahun 2024. Dengan cadangan energi yang berlimpah, Kuwait mampu membiayai pengeluaran negara tanpa harus bergantung pada pembiayaan asing.

Negara ini juga mencatat peringkat tinggi dalam indeks pembangunan manusia di wilayah Semenanjung Arab dan menerapkan kebijakan fiskal konservatif.

4. Turkmenistan

Turkmenistan, yang memiliki cadangan gas alam terbesar kelima di dunia, mencatat rasio utang terhadap PDB 4,7 persen pada tahun 2024. Dalam beberapa tahun ke depan, utang negara itu diperkirakan akan terus menurun untuk mencapai penurunan total sekitar 8 persen antara 2023 hingga 2026.

Kekayaan alam yang besar adalah dukungan utama dari stabilitas fiskal negara itu.

5. Tuvalu

​​​​​​​Negara kecil di Samudra Pasifik ini diketahui tidak memiliki hutang pada IMF. Namun, rasio utang terhadap PDB -nya pada tahun 2024 dicatat pada 7 persen, jumlahnya masih diklasifikasikan sebagai sangat rendah.

Sebagai negara kepulauan yang tidak memiliki sumber daya alam, Tuvalu masih mampu mempertahankan kondisi fiskal melalui bantuan internasional dan manajemen keuangan yang cermat.

Baca juga: Pemerintah bertujuan Rp26 triliun dari pelelangan matahari Selasa

6. Liechtenstein

​​​​​​​Liechtenstein adalah negara kecil di Eropa yang memiliki ekonomi yang kuat berkat sektor keuangan dan industrinya. Negara ini tidak memiliki utang publik karena berhasil mengelola keuangannya dengan baik dan memiliki cadangan fiskal yang cukup untuk membiayai semua pengeluarannya.

Kebijakan fiskal yang ketat adalah salah satu pilar utama stabilitas ekonomi Liechtenstein.

7. Hong Kong

Area administrasi khusus China ini memiliki rasio hutang terhadap PDB 9 persen pada tahun 2024. Hong Kong diketahui memiliki pasar keuangan yang sangat canggih dan nilai properti yang tinggi, yang berkontribusi besar untuk pendapatan pemerintah.

Penghasilan dari properti dan sektor pajak yang efektif membuat Hong Kong dapat memenuhi kebutuhan pengeluaran pemerintah tanpa perlu mengandalkan hutang.

8. Kiribati

​​​​​​​Pulau -pulau di Oceania mencatat rasio hutang terhadap PDB 9,9 persen pada tahun 2024. Meskipun itu adalah negara kecil dengan populasi sekitar 119.000 orang, Kiribati berhasil menjaga stabilitas fiskal melalui manajemen keuangan negara yang disiplin.

Delapan negara menunjukkan bahwa manajemen fiskal yang berhati -hati, sumber daya alam yang berlimpah, dan kebijakan ekonomi yang tepat dapat membantu negara menghindari ketergantungan pada utang. Meskipun sebagian besar negara di dunia masih bergantung pada utang untuk pembiayaan pembangunan, keberhasilan negara -negara ini adalah contoh penting dalam tata kelola keuangan negara yang berkelanjutan.

Baca juga: Pemerintah mengumpulkan Rp30 triliun dari pelelangan matahari minggu ini

Baca juga: Kementerian Keuangan: Minat Investor terhadap SBN lebih tinggi di tengah -tengah kekacauan global

Reporter: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Hak Cipta © antara 2025



Sumber link

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *