Jakarta (ANTARA) – Di tengah padatnya arus lalu lintas Jakarta, transportasi umum menjadi pilihan utama banyak masyarakat untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain.
Setiap hari, ribuan penumpang berkumpul di ruang yang sama—mulai dari KRL, MRT, LRT, hingga Transjakarta—untuk mencapai tujuan dan rutinitas masing-masing.
Dalam situasi seperti ini, kenyamanan perjalanan tidak hanya bergantung pada fasilitas atau layanan yang diberikan, tetapi juga pada perilaku setiap penumpang dalam moda transportasi tersebut.
Nah, demi terciptanya kenyamanan bersama, penting bagi setiap penumpang untuk menerapkan etika yang baik saat menggunakan transportasi umum.
Berikut ini ANTARA rangkum sejumlah etika yang sebaiknya diterapkan saat menggunakan transportasi umum. Ayo, lihat.
Budayakan mengantri
Di halte Transjakarta, pemandangan penumpang yang mengantri rapi menunggu giliran naik bus sudah menjadi hal yang lumrah.
Meski sedang terburu-buru, usahakan tetap mengantri, karena bukan hanya Anda saja yang ingin menggunakan bus, tapi juga penumpang lainnya. Jika Anda melihat seseorang menerobos antrian, jangan sungkan untuk menegurnya dengan sopan.
Prioritaskan penumpang yang akan turun
Saat giliran bus atau kereta api tiba, masukkan penumpang yang ingin turun terlebih dahulu sebelum masuk. Hindari menerobos masuk secara langsung, karena tindakan ini dapat menghambat arus keluar masuk penumpang.
Selain itu, hindari saling mendorong saat naik atau turun kendaraan, karena tindakan tersebut berisiko menyebabkan penumpang lain terjatuh atau bahkan terluka.
Berikan kursi kepada penumpang prioritas
Aturan ini merupakan aturan tertulis dan akrab bagi keseharian pengguna angkutan umum.
Terbatasnya jumlah kursi angkutan umum membuat sebagian besar penumpang harus berdiri sepanjang perjalanan. Diantaranya, terdapat penumpang prioritas seperti lansia, ibu hamil, penyandang disabilitas, dan penumpang yang membawa anak kecil.
Jika kita duduk dan melihat ada penumpang prioritas yang naik, sudah sepatutnya kita memberikan tempat duduk yang ditempatinya.
Selain penumpang prioritas, ada baiknya juga untuk mengizinkan penumpang yang tampaknya tidak terlalu sakit untuk duduk.
Perhatikan volumenya
Memang tidak ada aturan yang melarang ngobrol saat berada di transportasi umum. Namun, jangan sampai pembicaraan kita mengganggu orang lain.
Usahakan volume suara Anda tidak terlalu keras dan hindari terlalu banyak tertawa, karena Anda tidak pernah tahu seperti apa suasana hati penumpang lain saat itu. Jangan sampai tanpa sadar membuat mereka merasa tidak nyaman dan menimbulkan masalah.
Jangan makan di transportasi umum
Berbeda dengan pesawat, bus, atau kereta api pada jalur luar kota yang memperbolehkan penumpangnya makan, hal ini dilarang dalam transportasi dalam hal ini.
Alasannya agar bungkus atau remah-remah makanan tidak mengotori transportasi yang harus mengangkut ratusan hingga ribuan penumpang setiap harinya.
Selain itu, menghindari makan saat bepergian juga mencegah risiko makanan tumpah dan memastikan aromanya tidak mengganggu penumpang lain.
Memelihara fasilitas transportasi umum
Sebagai pengguna transportasi umum, kita mempunyai tanggung jawab untuk menjaga fasilitas yang ada di dalamnya seperti kursi, genggaman tangan, dan tirai.
Hindari merusak dan mengotorinya, karena benda-benda tersebut merupakan fasilitas yang kita gunakan bersama-sama.
Dengan saling menghormati, maka perjalanan akan terasa lebih ringan dan nyaman, kemanapun tujuan akhirnya berada.
Baca juga: Duta Besar Belanda memuji kemajuan transportasi umum di Jakarta
Baca juga: Pramono menjelaskan alasan ASN DKI bisa naik angkutan umum gratis
Baca juga: Sejarah Transjakarta
Reporter: Nadine Laysa Amalia
Redaktur: Alviansyah Pasaribu
Hak Cipta © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, crawling, atau pengindeksan otomatis AI pada situs ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.