Jakarta (Antara) – Jakarta menyimpan berbagai cerita di setiap sudut.
Kisah -kisah itu tercermin melalui kehidupan warganya, jejak bangunan bersejarah, barisan bangunan yang menjulang tinggi, untuk karya seni yang menghiasi ibu kota ini.
Di jantung Jakarta, tepatnya di persimpangan JL. Thamrin dan Jl. Medan Merdeka, berdiri sebuah mahakarya yang merekam kisah boneka kepulauan.
Masterpiece hadir dalam bentuk patung Arjuna Wijaya atau lebih sering disebut sebagai patung kuda.
Jadi, apa kisah patung Arjuna Wijaya? Lihat ceritanya.
Baca juga: Berbagai rekomendasi pariwisata liburan akhir pekan di jakarta
Awal dibangun
Pembangunan patung ini dimulai dengan kunjungan Suharto, presiden kedua Indonesia, ke Türkiye.
Sementara di negara yang dikenal sebagai julukan negara dua benua, ia melihat banyak monumen yang menceritakan kisah masa lalu Türkiye di jalan -jalan protokolnya.
Melihat ini, Suharto menyadari bahwa di jalan -jalan protokol Jakarta tidak ada patung yang mewakili kebijaksanaan lokal.
Jadi, patung Arjuna Wijaya dibangun, yang dipimpin oleh I Nyoman Nuarta dan dibantu oleh 40 seniman lainnya.
Karya agung dengan bahan dasar tembaga yang diresmikan pada tahun 1987 menceritakan tempat Perang Bharatayudha yang melibatkan kamp -kamp Pandawa dan Kurawa dalam kisah Mahabarata.
Patung Arjuna Wijaya menampilkan dua angka dari kamp Pandawa, yaitu Arjuna dan Batara Kresna di kereta Kencana dengan delapan kuda.
Arjuna sang pemanah terlihat gagah dengan busur di tangannya. Sementara Batara Kresna sibuk mengendalikan kuda -kuda yang perkasa.
Baca juga: Berikut adalah lima rekomendasi untuk menikmati akhir pekan di Jakarta
Seribu makna
Patung Arjuna Wijaya mewakili semangat perlawanan terhadap kejahatan tanpa pandang bulu.
Mengutip dari situs web resmi kantor pariwisata DKI Jakarta, “Arjuna Wijaya” adalah ungkapan yang berarti “kemenangan Arjuna” dalam membela kebenaran.
Keberaniannya secara simbolis menjadi penghargaan atas sifat yang setara yang selalu dipahami oleh masyarakat melalui epik Mahabarata.
Delapan kuda yang menarik kereta Arjuna juga penuh makna.
Kuda -kuda melambangkan “Asta Brata”, filosofi kepemimpinan Hindu yang menekankan bahwa seorang pemimpin sejati harus meniru delapan sifat besar yang tercermin di alam.
Di bagian alas patung, ada prasasti yang berbunyi:
Saya meninggalkan Anda untuk melanjutkan perjuangan untuk mengisi kemerdekaan dengan perkembangan yang tidak terbiasa dengan akhir.
Kalimat ini bukan hanya dekorasi, tetapi pesan mendalam yang sering ditafsirkan sebagai simbol pahlawan kemerdekaan yang menyerahkan tongkat perjuangan untuk generasi berikutnya.
Patung Arjuna Wijaya berdiri tegak sebagai pengingat bagi penerus bangsa untuk selalu menumbuhkan keberanian, pengorbanan, dan semangat membela kebenaran dalam setiap denyut nadi denyut nadi bangsa.
Baca juga: Jakarta Selatan yang dikoordinasi Pembul untuk memperkenalkan pariwisata perkotaan Blok M
Reporter: Nadine Laysa Amalia
Editor: Suryanto
Hak Cipta © antara 2025
Dilarang secara ketat untuk mengambil konten, melakukan merangkak atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari kantor berita Antara.