Tribunlampung.co.id, Jakarta – Pidato Presiden Prabowo Subianto Dalam persidangan Majelis Umum PBB (PBB) di New York, Amerika Serikat akan diingat.
Menurut Pengamat Hubungan Internasional Teuku Rezasyah, pidato Prabowo memiliki potensi untuk menjadi 'kenangan dunia'.
Dia percaya, pidato Prabowo juga akan diingat seperti itu, seperti pidato Presiden Soekarno di masa lalu.
“Pidato Presiden Prabowo Subianto Di Sesi Umum Un Pada tahun 2025 ini berpotensi menjadi kenangan dunia, atau 'ingatan dunia', seperti halnya pidato Presiden Soekarno pada 30 September 1960, yang dikenal sebagai 'Memori Dunia', “kata Reza, Minggu (9/21/2025).
Reza menjelaskan, pidato Prabowo akan mengandung filsafat, konstitusi, tradisi diplomatik, dan tantangan yang dihadapi.
Selain itu, katanya, juga tentang optimisme dengan perkembangan terbaru di dunia yang memiliki banyak harapan mulia, di tengah -tengah banyak krisis yang belum terselesaikan.
Oleh karena itu, Reza menyampaikan sejumlah hal penting yang dapat disampaikan oleh Presiden Prabowo dalam sesi umum Un.
Pertama, kebutuhan akan kerja sama berkelanjutan antara peradaban lintas generasi, terlepas dari perbedaan dalam peradaban itu sendiri.
Karena, dunia menghadapi tantangan yang sama, seperti kesenjangan dalam pertumbuhan ekonomi, kerusakan luas pada bumi, krisis keamanan yang tidak terselesaikan, meningkatnya jumlah populasi bumi tanpa memprioritaskan peningkatan kualitas hidup, serta potensi kepunahan manusia karena penggunaan nuklir yang tepat.
“Kedua, Un yang berusia 80 tahun harus terus diperkuat, dengan mengambil kebijaksanaan dari kenyataan dalam hubungan antar -nasib, yang sangat berbeda dari saat ini Un itu berdiri. Dalam hal ini, Un Diharapkan untuk dapat dengan cepat menjawab tantangan global yang mendesak, di tingkat geopolitik, geostrategi, dan geoekonomi, “jelasnya.
“Untuk itu, reformasi perlu dilakukan Undengan memperkuat posisi Sekretaris Jenderal Unagar dapat memberdayakan Majelis Umum Un dan Dewan Keamanan UnTanpa perlu disandera oleh negara -negara besar tertentu, “terus Reza.
Ketiga, masih dalam konteks reformasi UnReza mengatakan, perlu untuk mengubah komposisi anggota tetap Dewan Keamanan (DK) UnDengan mengambil kebijaksanaan dari partisipasi anggota DK yang tidak ada Un Selama waktu ini, yang umumnya dikenal sebagai terpilih 10, yang masing -masing hanya melayani 2 tahun.
Menurutnya, dalam kenyataannya, idealisme dari 10 negara selalu ditemukan dalam resolusi DK UnKarena hak veto digunakan secara sembarangan.
Dia berharap, di masa depan, dkk Un Perlu diperkuat dengan penambahan 10 anggota baru. Kriteria seperti perwakilan peradaban Hindu dan Islam.
Ingat, Cina telah mewakili peradaban Mandarin. Kemudian, Rusia, Amerika Serikat, Inggris dan Prancis juga memiliki peradaban Yunani-Judeo-Romawi.