Tribunlampung.co.id, Palu – Polisi mengungkapkan motif anak -anak dan cucu yang merupakan rantai nenek dengan inisial (95) di batang pohon di jalan Tolambu, desa Kamonji, distrik Palu Barat, Kota Palu.
Desa Kamonji adalah salah satu dari beberapa desa yang membentuk area administrasi distrik Palu Barat, yang berada di bagian barat Kota Palu. Wilayah ini dekat dengan Teluk Palu dan merupakan daerah berpenduduk padat.
Berita ini awalnya dikenal publik melalui video viral yang beredar di media sosial. Dalam video itu, nenek terlihat dirantai di cabang pohon.
Kepala Polisi Palu, Kombes Pol Deny Abrahams, melalui Kepala Polisi Palu Barat, IPTU Makmur Johan, kemudian memberikan klarifikasi. Dia menegaskan, tindakan itu bukan bentuk penyiksaan dari keluarga tetapi langkah -langkah pencegahan yang harus diambil.
“Kita perlu mengatakan, nenek dengan inisial S (95) memang mengalami demensia untuk waktu yang lama. Keluarga itu dipaksa untuk memasang rantai di kaki sehingga dia tidak melangkah terlalu jauh dan menghilang. Bukan untuk disiksa, tetapi sebagai upaya untuk menjaga keamanan,” jelas IPTU Makmur Johan yang dikutip dari yang dikutip dari yang dikutip dari IPTU Makmur Johan yang dikutip TribunpaluSabtu (4/10/2025).
Nenek dengan inisial S diketahui telah menderita demensia sejak lama. Sebagai hasil dari kondisinya, Nenek memiliki riwayat sering pergi tanpa arahan dari rumah.
Keluarga itu bahkan mengatakan S telah hilang dan tidak ditemukan selama satu minggu penuh. Karena kekhawatiran itu, anak kandungnya, H (65), meminta cucu RI (30) untuk memasang rantai.
Rantai yang dipasang di kaki kiri S memiliki panjang sekitar 20 meter. Tujuannya adalah bahwa S masih bisa bergerak di sekitar halaman rumah, tetapi tidak tersesat jauh.
“Anak kandungnya, H (65), meminta cucu Ri (30) untuk memasang rantai di kaki kiri nenek. Panjang rantai itu sekitar 20 meter sehingga dia masih bisa bergerak di sekitar halaman, tetapi tidak tersesat,” jelas IPTU Makmur Johan.
Kepala polisi mengatakan bahwa narasi di media sosial telah membingkai keluarga seolah -olah itu kejam. Bahkan, keluarga itu benar -benar berusaha keras untuk menjaga keselamatan nenek.
“Membingkai di media sosial membuat keluarga tampaknya kejam, meskipun ia berusaha menjaga keselamatan nenek sering meninggalkan rumah tanpa arahan karena kondisi kesehatannya,” kata kepala polisi.
Polisi mengkonfirmasi bahwa Nenek tidak lagi dirantai. Korban telah kembali ke rumah putranya, dirawat dalam kondisi yang sehat dan berada di bawah pengawasan.
Polisi mendesak masyarakat untuk menjadi bijak dan tidak mudah diprovokasi oleh unggahan yang belum jelas konteks dan kebenaran. Memang, merawat orang tua demensia adalah tantangan bagi seorang anak, salah satunya adalah karena sering menyampaikan keinginan yang tidak masuk akal.
Misalnya, meminta untuk pulang meskipun dia ada di rumah. Ini sering membingungkan anak yang menjaganya karena orang tua terus meminta untuk pulang.
Berita berikutnya Cucu di Bogor bisa membakar nenek dan paman sampai mati