Jakarta (Antara)-Nama Bupati Pati, Jawa Tengah, Sudewo, berada dalam sorotan publik setelah kebijakannya membesarkan tanah dan bangunan pedesaan dan perkotaan (PBB-P2) sebesar 250 persen memicu protes besar-besaran.
Meskipun kebijakan tersebut telah dibatalkan dan permintaan maaf telah disampaikan, gelombang demonstrasi yang dipegang oleh Pati United Community Alliance pada hari Rabu (8/13) berlanjut, bahkan menuntut Sudewo untuk mengundurkan diri dari posisinya.
Sudewo secara resmi menjabat sebagai Bupati Pati sejak 18 Juli 2025 setelah memenangkan pemilihan 2024 dengan wakilnya, Sujarwanto Dwiatmoko. Pasangan itu mengantongi 419.684 suara atau 53,53 persen dengan membawa slogan “Wong asli pati wae go“.
Baca juga: Gubernur Jawa Tengah menanggapi
Profil Sudewo
Dilahirkan di Pati pada 11 Oktober 1968, Sudewo mengambil pendidikan menengah di SMAN 1 Pati sebelum melanjutkan studinya di Sebelas Maret University (UNS) dan lulus pada tahun 1991 dengan gelar Sarjana Teknik Sipil. Dia kemudian melanjutkan pendidikan masternya di Diponegoro University (UNDIP) pada tahun 1993 dengan mengambil jurusan Teknik Pengembangan.
Karier profesionalnya dimulai di sektor konstruksi dengan PT Jaya Construction pada tahun 1993-1994, kemudian beralih ke pemerintah sebagai staf kehormatan di Departemen Pekerjaan Umum (PU) Kantor Regional Bali (1994-1995). Sudewo terlibat dalam Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan di Bali, sebelum ditunjuk sebagai CPN pada tahun 1996 dan dipindahkan ke Kantor Regional Pekerjaan Umum Jawa Timur.
Pada tahun 1999, ia menerima tugas di Kantor Pekerjaan Umum Kabupaten Karanganyar hingga 2006. Pada tahun 2002, Sudewo telah menominasikan dirinya sebagai Bupati Karanganyar dengan Juliyatmono, tetapi gagal dipilih.
Baca juga: KPK Hubungi Bupati Pati, termasuk pihak yang dicurigai menerima dana dari kasus DJKA
Karier Politik
Setelah layanannya sebagai pegawai negeri sipil, Sudewo terjun ke politik melalui partai Gerindra. Dia terpilih sebagai anggota Parlemen Indonesia untuk periode 2009-2014 dan kembali duduk di parlemen pada periode 2019-2024 dan 2024-2029.
Di partai internal, Sudewo telah menjabat sebagai ketua Gerindra DPP di bidang pemberdayaan organisasi.
Keterlibatannya dalam berbagai organisasi telah dimulai sejak muda, termasuk sebagai ketua Asosiasi Mahasiswa Teknik Sipil, ketua keluarga besar Marhaenis, dan berbagai posisi organisasi lainnya.
Baca juga: Demonstrasi penduduk di Pati terjadi anarkis membakar mobil
Kontroversi untuk kebijakan pajak dan tuntutan pengunduran diri
Kontroversi itu terjadi kurang dari sebulan setelah ia menjabat sebagai bupati teras. Kebijakan meningkatkan PBB-P2 menjadi 250 persen telah menarik kritik yang kuat, terutama dari penduduk yang menganggap kebijakan tersebut membebani masyarakat kecil.
Meskipun alasan kebijakan tersebut disebutkan untuk meningkatkan pendapatan regional untuk percepatan pengembangan infrastruktur, reaksi publik besar -besaran membuat Sudewo membatalkannya. Namun, pernyataannya yang menantang penduduk untuk mengadakan demonstrasi sebenarnya memperbesar eskalasi protes.
Pada hari Rabu (8/13), puluhan ribu massa mengemas Lapangan Pati menuntut Sudewo untuk mengundurkan diri. Tindakan itu diwarnai oleh kekacauan, termasuk melempar botol, penghancuran fasilitas, untuk pembakaran mobil pejabat polisi.
Baca juga: Anggota DPR mengatakan bahwa bupati teras tidak boleh dibatalkan karena anarkisme
Terkait dengan kasus dugaan penyuapan djka
Di tengah -tengah memanaskan situasi politik di Pati, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga mengungkapkan bahwa Sudewo adalah salah satu yang diduga menerima aliran dana dalam dugaan suap dan pemeliharaan kereta api di Direktorat Jenderal Kereta Api (DJKA) dari Kementerian Transportasi.
Juru bicara KPK, Budi Prasetyo, mengatakan bahwa partainya membuka kesempatan untuk menyebut Sudewo sebagai saksi jika diperlukan. Nama sebelumnya Sudewo muncul dalam persidangan kasus di Pengadilan Korupsi Semarang pada November 2023, di mana KPK dikatakan telah menyita sekitar RP3 miliar dari rumahnya.
Sudewo membantah menerima uang atau dugaan penerimaan dana lain yang disebut jaksa penuntut.
Dengan masa jabatan Bupati Pati 2025-2030 yang baru, Sudewo sekarang menghadapi ujian politik yang besar. Selain tuntutan pengunduran diri dari beberapa penduduk, ia juga harus mengabaikan tuduhan keterlibatan dalam kasus korupsi yang disorot oleh publik.
Baca juga: Anggota DPR menyebut contoh tindakan pati dari kedaulatan dan demokrasi rakyat
Reporter: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Hak Cipta © antara 2025
Dilarang secara ketat untuk mengambil konten, melakukan merangkak atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari kantor berita Antara.