Sejarah Ondel-ondel sebagai warisan budaya Jakarta yang terus hidup


Jakarta (Antara) – Ondel -ondel adalah salah satu ikon budaya Betawi yang telah berakar kuat dalam identitas kota Jakarta. Boneka raksasa ini tidak hanya dikenal sebagai hiburan orang, tetapi juga penuh dengan nilai -nilai filosofis dan spiritual orang -orang Betawi sejak zaman kuno.

Bagi penduduk Jakarta, kehadiran Ondel-ondel tidak asing, terutama selama perayaan besar, acara penyambutan tamu, untuk festival budaya. Sosok boneka raksasa ini sering ditemukan di berbagai penjuru kota, mulai dari jalan raya, gedung perkantoran, hotel, hingga pusat kinerja seni.

Asal dan Perjalanan Sejarah

Meskipun asal-usul Ondel-ondel tidak dicatat dengan pasti, beberapa catatan sejarah mengatakan keberadaan boneka Ondel-ondel telah ada sejak sebelum 1600 M. Salah satu dokumentasi awal berasal dari catatan seorang pedagang Inggris bernama W. Scott yang menulis pengalamannya untuk melihat pertunjukan boneka raksasa dalam upacara tradisional komunitas Sunda Kelapa.

Selain itu, Er Scidmore, seorang penulis Amerika yang menetap di Batavia pada akhir abad ke -19, dalam bukunya Java, taman timurJuga disebutkan tentang seni jalanan dalam bentuk boneka raksasa yang ditampilkan oleh orang -orang Batavia.

Dalam tradisi lisan orang Betawi, ondel-ondel dikenal sebagai media penguatan, yang merupakan upacara untuk menolak penyakit dan roh. Dari fungsi spiritual ini kemudian Ondel-ondel menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari berbagai upacara tradisional, termasuk pesta rakyat, perayaan pernikahan, untuk menyambut tamu penting.

Suasana pesta kembang api selama malam perayaan Tahun Baru 2025 di area patung Ondel-ondel Kemayoran, Jakarta, Rabu (1/1/2025). Antara Foto/Aprillio Akbar/FOC.

Bentuk dan simbolisme

Ondel-ondel biasanya dibuat sepasang, yang terdiri dari figur pria dan wanita. Ketinggian mencapai sekitar 2,5 meter dengan lebar 80 cm dan beratnya antara 20 hingga 25 kilogram. Bingkai boneka terbuat dari bambu tenunan, dihiasi dengan pakaian tradisional, topeng, dan rambut dari serat atau hiasan kepala dalam bentuk bunga kelapa.

Warna merah di wajah ondel-ondel pria melambangkan keberanian, sedangkan warna putih pada wanita mencerminkan kekudusan. Filosofi mendalam juga tercermin dalam nama sepasang Ondel-ondel, yaitu Kobar dan Borah. Kobar mewakili semangat kehidupan dan perjuangan di dunia, sementara Borah mengingatkan akan kehidupan setelah kematian.

Budaya Betawi dari Betawi Cultural Institute, Yahya Andi Saputra, dalam dialog siaran RRI Jakarta Pro4 mengatakan bahwa Ondel-ondel adalah identitas warga Betawi dan Jakarta secara keseluruhan. Dia mengatakan, makna keseimbangan dalam sepasang ondel-ondel melambangkan harmoni kehidupan antara pria dan wanita, siang dan malam, serta hubungan manusia dengan Sang Pencipta.

Screen Catch-ondel-ondel yang merupakan bagian dari acara puncak dari peringatan ke-497 Kota Jakarta di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Sabtu (6/22/2024). Antara/Lia Wanadriani Santosa/AA.

Tantangan Dinamika dan Pelestarian Modern

Meskipun berakar kuat dalam budaya lokal, keberadaan Ondel-ondel tidak luput dari tantangan. Di tengah -tengah zaman, minat generasi muda seni tradisional mulai berkurang. Sebaliknya, kehadiran Ondel-ondel dalam bentuk bisnis di jalanan juga menarik kritik karena dianggap tidak sesuai dengan aturan dan cengkeraman seni asli.

“Sebelumnya pada periode kolonial, Ondel-ondel juga diarak, tetapi ada aturan yang jelas tentang tempat dan waktu agar tidak mengganggu ketertiban umum. Sekarang banyak elemen diarak ondel-ondel tanpa memperhatikan makna dan peran,” kata Yahya.

Namun demikian, Ondel-ondel menunjukkan kemampuan beradaptasi yang luar biasa di era digital. Sekarang, banyak konten kreatif bertema kreatif bermunculan di media sosial, mulai dari tutorial video, animasi, hingga game online berbasis online. Inisiatif ini dianggap mampu menjadi sarana pendidikan bagi generasi muda tentang pentingnya melestarikan budaya.

Festival dan harapan di masa depan

Setiap tahun, Festival Budaya Betawi di Jakarta adalah panggung bagi Ondel-ondel untuk terus tampil dan berkembang. Selain hiburan, festival ini juga merupakan media untuk pendidikan publik tentang warisan budaya Jakarta.

“Ondel-ondel bukan hanya boneka raksasa, tetapi simbol perlawanan terhadap kekuatan jahat dan manifestasi dari nilai-nilai kehidupan rakyat BetaWi,” yahya menyimpulkan sambil mengundang semua pihak untuk terus mempertahankan dan melestarikan seni ondel-ondel sesuai dengan fungsi dan peran aslinya.

Melalui berbagai upaya pelestarian yang dilakukan, Ondel-ondel diyakini tetap hidup dan menjadi sumber inspirasi di tengah-tengah aliran modernisasi yang terus berkembang di kota Jakarta.

Baca juga: Penduduk Jakarta Selatan dilatih untuk kerajinan tangan ondel-ondel

Baca juga: Ondel-ondel memeriahkan acara puncak perayaan ulang tahun Jakarta di Monas

Baca juga: Ondel-ondel Entourage Derivened Fte de la Musique di Berlin

Reporter: Raihan Fadilah
Editor: Alviansyah pasaribu
Hak Cipta © antara 2025



Sumber link

Add a comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *