JAKARTA (Antara) – Kantor Kejaksaan Agung (lalu) secara resmi menunjuk mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Penelitian, dan Teknologi (Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) Nadiem Makarim sebagai tersangka dalam kasus korupsi yang diduga pengadaan laptop Chromebook dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada periode 2019-2022. Dari hasil penyelidikan, proyek ini dikatakan merugikan keuangan negara hingga Rp1,9 triliun.
Program pengadaan laptop ini adalah bagian dari upaya digitalisasi pendidikan yang diluncurkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Budaya. Anggaran yang dicairkan mencapai RP2.4 triliun untuk pembelian 240.000 unit perangkat. Laptop ini direncanakan akan didistribusikan ke sekolah -sekolah dari sekolah dasar, SMP, sekolah menengah, sekolah kejuruan, ke Pusat Kegiatan Pembelajaran Masyarakat (PKBM) di seluruh Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Budaya No. 5 tahun 2021 tentang pedoman operasional untuk dana alokasi fisik (DAK) di bidang pendidikan tahun 2021, ditentukan bahwa laptop pengadaan menggunakan sistem operasi Chromeos atau dikenal sebagai Chromebook.
Baca juga: Yang lalu menetapkan Nadiem tersangka, KPK masih menyelidiki kasus Google Cloud
Spesifikasi minimum Chromebook
Dalam peraturan ini, spesifikasi minimum Chromebook yang diadakan adalah dua prosesor Core (CPU) (CPU)inti ganda) dengan cache 1 MB dan frekuensi 1,1 GHz. CPU ini dikombinasikan dengan 4 GB DDR4 RAM dan 32 GB media penyimpanan.
Dalam bentuknya, Chromebook mirip dengan laptop secara umum, dilengkapi dengan keyboard fisik, layar, dan kamera. Perbedaan utama terletak pada sistem operasi. Jika sebagian besar laptop biasa menggunakan Windows atau Linux, Chromebook menjalankan Chromeos yang dibuat oleh Google.
Perangkat ini dirancang untuk berjalan secara optimal dengan ekosistem layanan Google, seperti Gmail, Google Drive, Google Documents, ke Google Meet. Chromebook juga mendukung instalasi aplikasi Android melalui Google Play Store dan menawarkan fitur keamanan berlapis dan manajemen perangkat terpusat.
Baca juga: Hotman mengatakan Nadiem Makarim tidak menerima uang pengadaan Chromebook
Kelemahan Chromebook
Meskipun memiliki integrasi penuh dengan Google Service, Chromebook sangat tergantung pada koneksi internet. Awalnya, perangkat ini hanya dapat digunakan secara online, meskipun baru -baru ini Google menyediakan opsi untuk menggunakan sejumlah aplikasi dalam memikat. Selain itu, Chromebook lebih mengandalkan penyimpanan berbasis cloud daripada kapasitas lokal, sehingga media penyimpanan internal dibuat terbatas.
Dalam hal kinerja, Chromebook umumnya dilengkapi dengan spesifikasi rendah karena dimaksudkan untuk penggunaan yang ringan, seperti pembelajaran, pekerjaan, dan hiburan sederhana. Prosesor yang digunakan adalah rata-rata seri Intel Celeron N4000 atau AMD A-Series, dengan penyimpanan RAM 4 GB dan EMMC 32-64 GB. Chromebook kurang mendukung untuk pekerjaan berat, seperti pemrosesan video resolusi tinggi atau aplikasi profesional.
Baca juga: Nadiem Makarim menyampaikan belasungkawa kematian Affan Kurniawan
Harga dan Polemik
Sejumlah merek Chromebook di pasar Indonesia termasuk Lenovo Chromebook 14E, Acer Chromebook Spin 514, Dell Chromebook 3100, HP Chromebook 11 G8, ke Asus Vivobook Flip 14. Harga perangkat umumnya dipasarkan di bawah RP10 juta per unit.
Namun, jika mengacu pada alokasi anggaran RP2,4 triliun untuk 240.000 unit, harga per unit laptop dalam proyek pengadaan ini mencapai sekitar Rp10 juta. Polemik mencuat di ruang publik karena spesifikasi Chromebook dianggap terlalu rendah untuk label harga.
Kondisi ini kemudian menjadi salah satu kekhawatiran petugas penegak hukum. Yang lalu menganggap bahwa pengadaan laptop digitalisasi sekolah diduga penuh dengan penyimpangan, sampai akhirnya menyebabkan kerugian negara yang diperkirakan mencapai Rp1,9 triliun.
Baca juga: Lalu: Nadiem dan Google menyetujui pengadaan TIK dengan produk chrome
Reporter: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Hak Cipta © antara 2025
Dilarang secara ketat untuk mengambil konten, melakukan merangkak atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari kantor berita Antara.