Jakarta (Antara) – Sebagai peningkatan aktivitas belanja online, kasus penipuan dalam transaksi online juga semakin meluas. Mode yang digunakan oleh penjahat cyber semakin beragam, mulai dari toko -toko palsu, tautan penipuan, hingga penyalahgunaan data pribadi.
Untuk menghindari kerugian finansial dan informasi kebocoran, penting bagi pengguna untuk memahami cara bertransaksi online dengan aman. Pedoman berikut perlu dipertimbangkan saat melakukan transaksi digital, termasuk:
1. Berbelanja di platform tepercaya
Pilih situs atau aplikasi e-commerce yang memiliki reputasi yang baik dan sistem perlindungan konsumen, seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, atau Lazada. Platform besar umumnya menyediakan fitur escrow atau akun bersama yang menampung dana sampai barang diterima oleh pembeli.
2. Periksa reputasi penjual
Sebelum melakukan transaksi, lacak ulasan dan peringkat penjual. Hindari penjual dengan banyak keluhan atau ulasan negatif. Jika transaksi di luar platform resmi, pastikan identitas penjual dapat diverifikasi.
3. Waspadalah terhadap tautan dan penawaran yang mencurigakan
Jangan mudah tergoda dengan diskon besar atau penawaran yang terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, terutama jika disertai dengan tautan dari sumber yang tidak diketahui. Selalu periksa keaslian situs dengan memastikan protokol keamanan (https: //) dan ikon gembok di bilah alamat.
4. Lindungi informasi pribadi
Jangan pernah berbagi kode OTP, pin, atau data pribadi lainnya melalui pesan, email, atau tautan yang mencurigakan. Pelaku penipuan sering disamarkan sebagai pihak resmi untuk menipu para korban.
5. Gunakan dua faktor otentikasi
Aktifkan fitur verifikasi dua langkah pada e-commerce atau rekening perbankan Anda. Langkah ini menambahkan lapisan keamanan tambahan untuk mencegah akses yang tidak valid.
6. Hindari transaksi melalui Wi-Fi publik
Melakukan transaksi keuangan melalui jaringan Wi-Fi publik meningkatkan risiko peretasan. Gunakan jaringan pribadi atau VPN untuk lebih banyak keamanan saat bertransaksi.
7. Simpan Bukti Transaksi
Selalu mendokumentasikan bukti pembayaran, percakapan dengan penjual, dan detail transaksi lainnya. Data ini penting jika terjadi perselisihan atau perlu untuk melaporkan kasus penipuan kepada pihak berwenang.
8. Pendidikan diri tentang cara penipuan
Pelajari berbagai mode penipuan yang marak, seperti penipuan melalui QRI, phishing, atau toko online palsu. Dengan mengenali pola -pola ini, Anda bisa lebih waspada dan menghindari perangkap pelaku kejahatan dunia maya.
Dengan menerapkan langkah -langkah di atas, Anda dapat meminimalkan risiko menjadi korban penipuan dalam transaksi online. Setiap tindakan pencegahan yang diambil akan sangat membantu menjaga keamanan data dan keuangan Anda.
Selalu memprioritaskan kewaspadaan dalam setiap transaksi digital. Jangan ragu untuk melaporkan kegiatan yang mencurigakan kepada pihak berwenang atau platform terkait sehingga mereka dapat segera ditindaklanjuti.
Baca juga: Cara menghindari phishing saat berbelanja melalui platform online
Baca juga: Cara menghindari pencurian data dan penipuan dalam ruang digital
Baca juga: Cara mengenali dan menghindari mode penipuan dengan kedok lelang mobil secara online
Reporter: M. Hilal Eka Saputra Harakap
Editor: Alviansyah pasaribu
Hak Cipta © antara 2025